Langka di Dunia! Taman Safari Bogor Terima Empat Kura-kura Madagaskar Sitaan Badan Karantina Indonesia
By Editor Bogor II
bogorpromo |
Thu - August 29, 2024
12:00 pm
|
Article Hits:3045
| A+ |
a-
Serah terima Kura-kura Madagaskar dari Badan Karantina Indonesia ke TSI. (*)
BOGOR- Taman Safari Bogor kembali dipercaya untuk mengelola dan memelihara satwa sitaan dari Badan Karantina Indonesia (BKI) berupa empat ekor Kura-kura Madagaskar (Astrochelys radiata). Empat ekor kura-kura langka di Dunia ini disita BKI dari pintu masuk Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Serah terima satwa sitaan ini dilakukan di area exhibit reptile Taman Safari Bogor oleh Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat Manaor Panggabean kepada Komisaris Utama Taman Safari Indonesia (TSI), Jansen Manansang.
“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan Badan Karantina Indonesia untuk menitipkan satwa langka dari Madagaskar ini ke Taman Safari Bogor. Tentu, ini menjadi komitmen kita bersama untuk terus menjaga dan melestarikan satwa-satwa dari berbagai seluruh Dunia,” ungkap Komisaris Utama Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, saat memberi sambutan, Kamis (29/8/2024).
Jansen juga mengatakan, kerja sama Taman Safari Indonesia dengan Badan Karantina Indonesia sudah terjalin lama.
“Dulu, BKI ini masih di bawah Kementerian Pertanian. Sekarang BKI berdiri sendiri langsung di bawah Presiden RI. Mudah-mudahan kerja sama dan silaturahmi tetap terus terjaga sampai kapan pun,” ungkap Jansen.
Empat ekor Astrochelys radiata ini merupakan satwa yang kini populasinya mulai punah dan dilindungi oleh Otoritas Pemerintah Madagaskar. Maraknya perdagangan illegal satwa-satwa di jejaring sosial media juga dipantau ketat oleh Badan Karantina Indonesia.
“Relasi kerja sama antara Taman Safari Indonesia dengan Badan Karantina Indonesia harus berlanjut terus menerus. BKI sangat terbantu dengan dukungan LK (Lembaga Konservasi), salah satunya Taman Safari Indonesia,” ungkap Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat Manaor Panggabean, sesaat sebelum penandatanganan serah terima satwa sitaan, Kamis (29/8/2024).
Sahat juga mengaku kaget dengan pendekatan saintifik Taman Safari Indonesia dalam mengelola koleksi satwa. Menurutnya, pengemasan exhibit yang dipoles mirip habitat asli satwa ini merupakan salah satu hasil kerja keras Tim Taman Safari Indonesia yang patut diapresiasi semua pihak.
“Dengan kondisi ini maka kita sudah semestinya optimis, Indonesia mampu menjadi leader untuk pengembangbiakan satwa dari seluruh Dunia. Kita memiliki banyak pakar-pakar di bidang satwa,” ungkap Sahat.
Hadir dalam penandatanganan serah terima empat Kura-kura Madagaskar di antaranya Ketua Tim Gakkum BKHIT Banten, Duma Sari Margaretha Harianja; Direktur Manajemen Resiko Karantina Hewan Badan Karantina Indonesia, Anes Doni; General Manager Taman Safari Bogor, Lies Yuwati; VP Life and Sains Taman Safari Indonesia, drh. Bongot Huaso Mulia, MSi dan perwakilan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat.
Taman Safari Bogor merupakan pilar utama berdirinya Taman Safari Indonesia, yang didirikan pada tahun 1981 di atas lahan seluas 55 hektar. Lahan ini dulunya merupakan bekas perkebunan yang sudah tidak produktif. Taman Safari Indonesia dipelopori oleh tiga figur bersaudara yang berasal dari grup Oriental Sirkus Indonesia, yaitu Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau, yang memulai konsep kebun binatang modern.Dalam upaya mewujudkan kebun binatang modern ini, mereka mengundang dua konsultan dari Jerman dan Amerika Serikat.
Akhirnya, Taman Safari Bogor resmi dibuka pada bulan April 1986 dan diresmikan sebagai objek wisata nasional pada 16 Maret 1990. Pada awal pembukaannya, Taman Safari Bogor memiliki 400 ekor satwa dari 100 spesies yang berasal dari lima benua, termasuk badak, orangutan, harimau, dan lainnya.
Seiring berjalannya waktu, koleksi satwa terus bertambah hingga mencapai 8.700 ekor dari 400 spesies. Salah satu pencapaian yang fenomenal adalah kedatangan sepasang Giant Panda, yaitu Cai Tao dan Hu Chun, dari China. Saat ini, Taman Safari Bogor tidak hanya berperan sebagai pusat konservasi dan riset satwa, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas edukasi dan rekreasi. Pengunjung dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, seperti memberi makan singa, menikmati safari malam, mengikuti safari journey, tur di balik layar (behind the scene tour), tracking, berkemah, outbound, serta mengunjungi wisata air terjun Curug Jaksa. Selain itu, terdapat 24 wahana permainan yang dapat dinikmati secara gratis karena sudah termasuk dalam harga tiket masuk. (Humas TSI Bogor/*)
Top