Yayasan KASI Gencarkan Penyisiran Spesies-spesies Satwa Baru di Wilayah Pedalaman Indonesia
By Editor Bogor II
bogorpromo  |  Sat - February 17, 2024 11:00 am  |  Article Hits:4471  |  A+ | a-
Rapat kerja Yayasan KASI di Taman Safari Bogor. (*)
Rapat kerja Yayasan KASI di Taman Safari Bogor. (*)
BOGOR- Yayasan Konservasi Alam dan Satwa Indonesia (KASI) yang berafiliasi dengan Taman Safari Indonesia (TSI) menggelar rapat kerja, Kamis (15/2/2024). Rapat kerja ini untuk meningkatkan sinergitas pengurus dan mengevaluasi capaian serta proyeksi KASI setahun ke depan.

“Eksistensi KASI ini juga mendukung penyaluran dana CSR di Cisarua, khususnya di Desa Cibeurem dan Desa Cisarua,” ungkap Ketua Dewan Pembina Yayasan KASI, Tony Sumampau, saat membuka paparan rapat kerja di Rainforest Restaurant, Kamis (15/2/2024).

Tony juga mengapresiasi kerja-kerja konservasi yang dilakukan pengurus, mulai dari pemetaan survei satwa hingga inventarisasi spesies-spesies baru yang akan masuk dalam objek penelitian KASI ke depan.

“Kami juga mengapresiasi kehadiran dan keikutsertaan akademisi, khususnya Institut Pertanian Bogor (IPB) University dalam mendukung riset-riset pengurus KASI,” ungkap Tony.  


Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Prof. Ani Mardiastuti mengaku bangga telah diberi kepercayaan oleh KASI untuk mendukung dan ikutserta dalam program kerja konservasi dan penelitian spesies-spesies satwa baru.

“Kamu juga mengharap dukungan dana yang sudah ada tetap berlanjut. Pada dasarnya kami siap membantu kerja-kerja KASI apa pun bentuknya,” ungkap Ani.

Di tempat yang sama, Anggota Dewan Pembina Yayasan KASI, Prof. Rosichon Ubaidillah juga menegaskan pentingnya keikutsertaan seluruh elemen masyarakat Dunia. Karena, kata dia, kerja-kerja riset KASI ini menjadi salah satu implementasi untuk menekan emisi karbon dan pemanasan global.

“Dan perlu kita susun rencana strategis yang menjadi prioritas KASI ke depan,” tandasnya.


Sementara, Sekretaris Yayasan KASI, Willem Manansang mengatakan, KASI juga akan menyusun rencana kerja lima tahunan mengingat banyaknya program spesies yang menjadi perhatian.

“Jadi banyak spesies yang makin lama makin banak disorot dunia. Mungkin kita juga menyusun skala prioritasnya. Kita butuh tenaga mahasiswa dan mahasiswi yang membantu program Yayasan KASI ke depan,” kata dia.

“Perlu ada spesies fokus. Perlu disusun skala prioritas. Dan terakhir, Menyediakan masyarakat lokal agar bisa membantu program konservasi, sehingga menekan angka perburuan,”  tambahnya.

VP of Media and Digital TSI Group, Alexander Zulkarnain, menambahkan, Yayasan KASI berperan aktif untuk menjadi upaya pelestarian lingkungan dibidang satwa dengan berbagai ahli, periset dan pecinta satwa yang aktif terlibat akan memberikan kontribusi nyata bagi kelestarian satwa di Indonesia.

“Kami berharap masyarakat bisa mendukung kerja KASI ke depannya. Ditambah dukungan dari media massa dalam hal ini pers Indonesia,” ungkap Alex yang juga ditunjuk sebagai Kepala Divisi Publikasi Yayasan KASI. 

Yayasan Konservasi Alam dan Satwa Indonesia atau disingkat KASI merupakan yayasan non pemerintah yang didirikan pada tahun 2014 dan secara resmi terdaftar dalam akta pendirian perkumpulan No. 36 tanggal 16 Oktober 2014. KASI berafiliasi dengan Taman Safari Indonesia yang fokus pada kegiatan konservasi satwa liar langka Indonesia yang saat ini terancam kepunahan di alam.

Misi utama KASI adalah menjalankan berbagai kegiatan konservasi untuk alam dan satwa liar berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari dalam maupun luar negeri dan menguatkan komitmen dan peran serta masyarakat untuk turut aktif melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan.
Di dalam kegiatan konservasi yang bersifat eksitu, KASI mendirikan pusat penangkaran konservasi bernama Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA) di dalam kawasan Taman Safari Prigen.

Dalam kegiatan konservasi insitu, KASI juga mengembangkan upaya konservasi di habitat asli spesies yang terancam punah. Pada Juni 2016 dan Juli 2018, KASI bersama Taman Safari Bogor dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melepasliarkan total 45 ekor burung jalak putih (Acridotheres melanopterus) di wilayah TSI Bogor yang juga merupakan wilayah persebaran asli burung ini. Pelepasliaran jalak putih ini berhasil dan mencapai tujuannya, yang ditandai dengan perkembangan populasi jalak putih yang meningkat di wilayah TSI Bogor.

Selain itu, KASI melalui Taman Safari Indonesia dan PCBA telah mereintroduksi jalan suren jawa (Gracupica jalla) di wilayah Taman Safari Prigen, wilayah persebaran alami jalak suren jawa, pada November 2022. Sejak 2023, KASI menjalin kerjasama dengan TN Wakatobi dalam program pengawetan kacamata wangi-wangi (Zosterops paruhbesar). Pertengahan tahun 2023 menjadi awal dari program semi-liar babi kutil jawa (Sus verrucosus) di dalam area seluas 100 hektar di dalam Taman Safari II Jatim. Selain untuk satwa-satwa tersebut, KASI juga telah memulai upaya pengawetan burung murai maratua (Copsychus barbouri) di Pulau Maratua. (Humas TSI Bogor/*)
COMMENTS (0)
CAPTCHA Image
Play CAPTCHA Audio
Refresh Image
Please, type the capital of United Kingdom below to prove you are not a spambot?
*
* - Required fields
Top