USAID Apresiasi Komitmen KLHK dan YABI Jaga Ekosistem dan Populasi Badak Sumatera
By Editor Bogor II
bogorpromo  |  Tue - December 12, 2023 12:02 pm  |  Article Hits:1710  |  A+ | a-
Ketua Pengurus Yayasan Badak Indonesia, Jansen Manangsang dan Menteri LHK RI, Siti Nurbaya. (*)
Ketua Pengurus Yayasan Badak Indonesia, Jansen Manangsang dan Menteri LHK RI, Siti Nurbaya. (*)
LAMPUNG- Menjelang akhir tahun 2023, kabar gembira datang dari dunia konservasi Indonesia. Pada Sabtu, 25 November 2023, satu ekor anak Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) berjenis kelamin jantan diberi nama Indra lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK). Kelahiran ini sekaligus menjadi kelahiran badak sumatera kedua di tahun 2023 setelah sebelumnya pada 30 Oktober lahir Badak Sumatera berjenis kelamin betina bernama Anggi.


 
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Siti Nurbaya Bakar, menyatakan Pemerintah Indonesia khususnya KLHK dengan dibantu Yayasan Badak Indonesia (YABi) terus berupaya dan berjuang keras untuk tetap melestarikan populasi Badak Sumatera dengan berbagai cara dan upaya. Selain konservasi in-situ dan ex-situ, juga diupayakan dengan pendekatan teknologi reproduksi berbantu atau Assisted Reproductive Technology (ART).

“Semoga proses ini dapat berhasil dan Badak Sumatera dapat terjaga kelestariannya,” ungkapnya saat meninjau Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK).


Turut hadir dalam acara peninjauan di antaranya Wakil Duta Besar Amerika Serikat Untuk Indonesia, yang diwakili First Secretary US Embassy, Sandy Lien; Direktur USAID Indonesia, Jeff P. Cohen; Direktur Lingkungan USAID, Brian Dusza; Ketua Pengurus Yayasan Badak Indonesia (YABI), Jansen Manangsang; Ketua Dewan Penasehat Senior YABI Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.M. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H. yang diwakili Letjen TNI Purn. Dodik Wijanarko; perwakilan Institut Hijau Indonesia, Slamet Daroini; para Pejabat Tinggi Madya dan Pratama KLHK; para Kepala UPT KLHK Wilayah Provinsi Lampung; serta para fasilitator dan pemuda-pemudi Green Ambassador.

 
Siti menambahkan, dari upaya penangkaran semi alami yang dilakukan, saat ini SRS TNWK telah berhasil melahirkan lima ekor badak sumatera yaitu Andatu (2012), Delilah (2016), Sedah Mirah (2022), anak ketiga dari Ratu-Andalas ( 30 September 2023) dan anak Delilah-Harapan (25 November 2023).

“Kita bersyukur atas kelahiran yang kelima di SRS TNWK. Kelahiran ini juga merupakan kelahiran badak sumatera yang kedua pada tahun 2023. Hal ini semakin menegaskan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia khususnya. badak sumatera,” kata Menteri Siti.
 
Badak Delilah, seekor badak sumatera betina berusia 7 tahun, merupakan anak pertama yang berhasil melahirkan induk Delilah yang dikawinkan dengan badak Harapan. Ibu Delilah sendiri merupakan seekor badak yang lahir dari hasil kelahiran kedua Ratu Badak dan Badak Andalas di SRS TNWK pada tahun 2016.
 
Harapan jantan lahir dari pernikahan ketiga Emi dan Ipuh di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat pada tahun 2007. Badak Harapan mulai hidup di SRS TNWK pada tahun 2015. Harapan juga merupakan Badak Sumatera terakhir yang dipulangkan ke Indonesia, menandakan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi Badak Sumatera selain di Indonesia.

Badak Delilah melahirkan anak jantan di luar waktu perkiraan, yakni sekitar pukul 04.00 WIB, Sabtu (25/11), pada hari ke 460 kehamilannya, 10 hari lebih awal dari perkiraan kelahiran pukul 08.19 WIB.

“Badak Delilah ditemukan bersama anaknya di dalam hutan oleh penjaga satwa SRS TNWK,” jelas Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK.
 
Satyawan menambahkan, kondisi induk dan anak badak tersebut terpantau dengan baik. Anak badak tersebut kini dapat berdiri tegak dan berjalan. Tak lama setelah ditemukan ia sudah bisa menyusui dengan posisi berdiri. Saat ini induk dan pedet berada di kandang perawatan (boma) SRS TNWK, dengan bobot pedet 25 kg.

“SRS TNWK yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Way Kambas bersama Yayasan Badak Indonesia ini terletak di zona khusus Taman Nasional Way Kambas. Tujuan utamanya adalah menghasilkan anakan badak sumatera untuk menjaga kelangsungan hidup badak sumatera. spesies yang kini terancam punah.Anak badak sumatera ini merupakan hasil program penangkaran.Kedepannya di SRS TNWK bisa dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya, kata Satyawan.


Sementara itu, Direktur Eksekutif YABI, Jansen Manansang menambahkan, badak Delilah yang melahirkan anak pertamanya ini merupakan hasil proses perkawinan alami di SRS TNWK.

“Kedepannya, Yayasan Badak Indonesia terus berkomitmen untuk membantu dan mendukung penuh program dan upaya Pemerintah Republik Indonesia khususnya dalam upaya konservasi badak di Indonesia,” tegas Jansen.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018, Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia. Dalam Daftar Merah IUCN, status konservasi badak sumatera saat ini adalah kritis (critically endangered/CR). Kelahiran kelima di SRS TNWK ini memberikan semangat bagi kita semua untuk terus berupaya semaksimal mungkin melestarikan Badak Sumatera.

Selain meninjau SRS TNWK, rombongan kemudian berkeliling ke kandang penangkaran badak. KLHK dan USAID juga menyumbangkan 4 unit sepeda listrik dan akan membantu membuat kandang ring ke-3 seluas 100 hektare di hutan alami untuk menampung 5 ekor anak-anak badak yang lahir.


Direktur USAID Indonesia, Jeff P. Cohen, mengaku saat mengapresiasi komitmen dan gerak cepat KLHK RI dan YABI dalam melakukan langkah konkret usaha pelestarian Badak Sumatera.
 
“Terima kasih untuk Pak Jansen dan tim yang telah menyelenggarakan hari yang sangat istimewa di Taman Nasional Way Kambas. Saya bisa bertemu dengan bayi Indra adalah hal yang paling berkesan selama saya berada di Indonesia sejauh ini. Saya akan berangkat ke luar Jakarta untuk musim liburan. Saya akan kembali pada bulan Januari dan sangat ingin mengunjungi Taman Safari Indonesia dan mempelajari lebih lanjut tentang usaha konservasi satwa liar,” ungkap Jeff.

Sementara itu, First Secretary US Embassy, Sandy Lien, mengaku sangat mengapresiasi kemitraan yang telah dijalin Amerika Serikat dengan Indonesia khususnya dalam bidang penting yakni konservasi satwa liar dan perlindungan satwa lainnya. 

"Kolaborasi kita tidak hanya melestarikan keanekaragaman hayati planet kita. Namun juga mencerminkan nilai-nilai bersama. Dedikasi kedua negara terhadap pengelolaan lingkungan telah membuka jalan bagi inisiatif yang bermakna, mensponsori praktik berkelanjutan dan menjaga ekosistem kita yang menyenangkan. Seperti yang Anda ketahui, selama kunjungan Presiden Joko Widodo ke Gedung Putih bulan lalu, kedua presiden kita mengumumkan peningkatan hubungan bilateral kita menjadi kemitraan strategis yang komprehensif. Hal ini sangat penting karena hanya ada satu negara lain di dunia yang memiliki kemitraan strategis komprehensif dengan Amerika Serikat. Indonesia adalah salah satunya. Peningkatan hubungan diplomatik ini menandakan pendalaman komitmen kita untuk berkolaborasi di berbagai bidang, mulai dari ekonomi hingga kesejahteraan, keamanan hingga kesehatan, dan, tentu saja, lingkungan hidup dan konservasi. Amerika Serikat, yang dipersatukan oleh prinsip-prinsip konservasi, berdiri bahu-membahu, memberikan contoh kekuatan kerja sama internasional, dan saya berharap dapat mendengar lebih banyak tentang hal ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih," ungkap Lien, saat memberi sambutan acara.

Lantik 1.994 Pelajar Sebagai Duta Hijau

Selain mengunjungi SRS TNWK, rombongan juga menghadiri acara serah terima petikan SK Green Ambassador. Menteri Siti telah melantik para Green Ambassador (Duta Hijau) sebanyak 1.994 pelajar dari 1.068 sekolah yang dikukuhkan dengan SK No.1221/2023 tentang Penetapan Green Ambassador. Khusus Provinsi Lampung jumlah Green Ambasador adalah sebanyak 56 orang dari 28 Sekolah dan dari 3 UPT yang berasal dari Simpul Belajar Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Balai Taman Nasional Way Kambas dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Way Seputih Sekampung.

Menteri Siti menjelaskan para Green Ambassador yang telah mengikuti pendidikan selama empat bulan dan telah mendapatkan pembekalan tentang KLHK, menjadi harapan baru Indonesia hari ini dan di masa yang akan datang.


“Semangat para pemuda dalam upaya adaptasi, mitigasi, rehabilitasi, dan pengelolaan lingkungan hidup perlu kita sadari sebagai kekuatan besar dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup yang mulai membaik saat ini,” katanya pada prosesi penyerahan petikan SK Green Ambassador di lokasi kantor SRS TNWK Lampung.

Menteri Siti menilai telah banyak inisiatif anak muda yang dilakukan sebagai upaya merawat tanah air Indonesia yang indah dalam keberagaman ini. Menurutnya, para Green Ambassador merupakan generasi muda dengan semangat baru untuk langkah hijau masa depan Indonesia.

“Saya berharap dengan diterimanya Petikan SK Green Ambassador, maka gerakan memulihkan lingkungan dan kehutanan akan jauh lebih masif, inklusif, dan inovatif, sehingga bumi dapat kembali pulih dan nyaman untuk ditinggali bagi semua makhluk hidup, termasuk tumbuhan dan satwa,” tandasnya.

Member of IUCN Sumatran Rhino Advisory Board, drh. Bongot Huaso Mulia M.Sc, menambahkan, usaha-usaha untuk menjaga kelestarian populasi Badak Sumatera juga telah digencarkan oleh salah satu lembaga konservasi satwa Indonesia, yakni Taman Safari Indonesia. 

"Komitmen nyata Taman Safari Indonesia dibuktikan dengan supervisi pengembangbiakan dan checking kondisi satwa Badak Sumatera. Ini menjadi tugas bersama yang harus diapresiasi semua pihak," ungkap Bongot. (Humas TSI Bogor/*)
COMMENTS (0)
CAPTCHA Image
Play CAPTCHA Audio
Refresh Image
Please, type the capital of United Kingdom below to prove you are not a spambot?
*
* - Required fields
Top