Taman Safari Indonesia Lepasliarkan Puluhan Jalak Putih
By editor
IND  |  Fri - March 22, 2019 7:25 am  |  Article Hits:11306  |  A+ | a-
Sejak tahun 2015, Taman Safari Indonesia (TSI) gencar melakukan konservasi Jalak Putih (Black-Winged Starling). Sebanyak 40 ekor jalak putih berumur 4 hingga 6 bulan dilepasliarkan pada acara yang digelar Bersama 2 sekolah dan 5 komunitas lokal setempat.

Kampanye konservasi jalak putih ini (Acridotheres melanopterus atau sinonomnya Sturnus melanopterus) menyasar anak-anak sekolah. Dengan begitu, ke depannya mereka bisa lebih memiliki kesadaran terhadap satwa-satwa langka.

Pada 11 Juni 2016, secara seremonial TSI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta dihadiri oleh lembaga pemerintahan dan komunitas pecinta lingkungan, secara resmi melepasliarkan 40 ekor jalak putih tersebut.

Kegiatan ini berlanjut pada Juli 2018. TSI kembali melepasliarkan 5 ekor lagi ke alam liar. Setelah pelepasliaran itu, TSI secara rutin melakukan monitoring terhadap populasi jalak putih di alam liar. Ternyata, populasinya stabil di antara 54 hingga 60 ekor jalak putih.

Jalak putih merupakan salah satu jenis burung jalak yang cukup digemari oleh para pecinta burung kicau. Sebagian orang menyebutnya beo-sayap hitam atau jalak-dada putih. Penampakan bulu putihnya dan warna hitam persis di kedua sayap, ditambah lagi dengan kicauan yang merdu menjadi daya tarik tersendiri bagi kicaumania. Alhasil, jalak putih pun kerap diperjualbelikan di antara kicaumania. Akibatnya, populasi jalak putih di habitat liar menurun drastis. Hingga diperlukan aksi konservasi dari TSI. 

Konservasi jalak putih ini terselenggara berkat kerjasama TSI dengan Zoological Society for the Conservation of Species and Populations (ZGAP) dan kebun binatang Kolner. Konservasi ini akan terus berlanjut hingga populasi jalak putih dirasa cukup agar mencegah kepunahan. (fjr)     
Top