Komodo, Si Perampok Makanan dari Timur Indonesia
By editor
IND  |  Mon - February 24, 2020 7:30 am  |  Article Hits:14671  |  A+ | a-
Banyak hal yang membuat Indonesia istimewa. Selain karena kekayaan alamnya yang melimpah, Indonesia juga punya banyak satwa endemik yang tak dimiliki negara lain. Salah satunya adalah komodo, yang lihai sekali mencuri mangsa.

Komodo merupakan warisan satwa purba yang masih hidup saat ini. Habitat aslinya ada di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemilik nama latin Varanus komodoensis ini punya beberapa keunikan. Salah satu di antaranya adalah ia lihai dalam merampok makanan dari satwa lain. Komodo termasuk satwa pemakan daging (karnivora). Namun, seringkali ia terlihat sedang memakan bangkai yang direbutnya dari satwa karnivora lain.

Itulah kenapa komodo dijuluki si ahli perampok makanan. Sebab, ia mampu merebut makanan berupa bangkai dari satwa lain. Komodo biasanya berjalan mengendap-endap mendekati mangsa. Bila dirasa sudah dekat, si komodo lantas menerkam dengan menggunakan kuku dan gigitannya. Itu dilakukan saat hendak menyerang mangsa hidup. Lain halnya jika komodo akan merebut makanan dari mangsa lain. Komodo hanya akan menyerang satwa lain dan berusaha mengusir dengan rahang dan cakarannya.

Selain merampok makanan, komodo juga punya beberapa keunikan lain. Meski terlihat sulit bergerak, komodo justru suka memanjat pohon. Dengan menggunakan kuku-kukunya yang tajam dan panjang, ia dengan mudah memanjat pohon secara perlahan. Kebiasaan memanjat pohon ini biasanya dilakukan oleh anak-anak komodo. Sebab, mereka tidak bisa ikut tinggal bersama komodo dewasa di liang tanah. Jika mereka tetap tinggal bersama komodo dewasa di liang tanah, ada kemungkinan anak-anak komodo ini akan dimakan oleh komodo dewasa. Pasalnya, komodo termasuk satwa kanibal yang bisa memakan sesamanya.

Agar aman dari terkaman komodo dewasa, si anak komodo mencari tempat di ketinggian, yakni di atas pohon. Komodo dewasa sulit unruk memanjat pohon, karena ukurannya yang lebih berat dan besar. Anak-anak komodo memang cukup rentan dan sulit untuk bertahan hidup. Mereka tak hanya mendapat ancaman dari satwa lain, tapi juga dari komodo dewasa. Oleh karena itu, mereka juga kerap bersembunyi di dekat kotoran komodo agar tidak diketahui komodo dewasa.

Ada keunikan lain dari komodo. Meski memiliki lubang telinga, konon katanya komodo agak kesulitan dalam mendengar. Namun, penilaian ini masih diperdebatkan hingga sekarang. Yang pasti, komodo memiliki indera penciuman yang sangat kuat. Ia mampu mencium bau bangkai dari jarak 9 km. Komodo juga mampu berlari kencang seperti manusia. Kecepatan larinya dapat mencapai 18-20 km/jam. Kemampuan lari inilah yang menjadi andalan mereka dalam mengejar mangsa hidup. Jadi, jangan coba-coba mendekati komodo liar. Karena mereka bisa mengejar Anda dengan mudah.

Cakar dan gigitan komodo jantan tak hanya digunakan untuk menerkam mangsanya saja, namun juga untuk melawan komodo jantan lainnya. Saat musim kawin (Mei-Agustus), biasanya akan terjadi perebutan komodo betina. Komodo jantan akan bertarung satu sama lain. Yang menanglah yang berhasil menjadi si betina. Adegan pertarungan ini bisa terlihat di Pulau Komodo dan menjadi daya tarik wisatawan.

Namun, tak perlu jauh-jauh ke Nusa Tenggara Timur hanya untuk menyaksikan satwa purba hasil evolusi selama jutaan tahun ini. Karena di Taman Safari Indonesia (TSI) Group, juga ada. Dengan berkunjung ke TSI, Anda tak hanya melihat komodo yang tergolong satwa terancam punah, tapi juga satwa-satwa lain endemik Indonesia dan berbagai negara lain. Anda dan keluarga juga turut serta dalam program konservasi satwa dari pembelian tiket masuk. (FJR)     
COMMENTS (0)
CAPTCHA Image
Play CAPTCHA Audio
Refresh Image
Please, type the capital of United Kingdom below to prove you are not a spambot?
*
* - Required fields
Top