Ayo Dukung Konservasi Bersama Taman Safari Indonesia!
By editor
IND  |  Mon - April 22, 2019 9:36 am  |  Article Hits:13053  |  A+ | a-
Populasi gajah Sumatera yang kian menurun
Populasi gajah Sumatera yang kian menurun
Taman Safari Indonesia (TSI) Group sadar betul bahwa apa yang dilakukan selama ini dalam pelestarian satwa, jauh dari kesempurnaan. Namun, setiap personil di tubuh TSI Group tak pernah letih untuk terus menggalakkan konservasi satwa-satwa liar.

Perlu diketahui, kali pertama TSI berdiri berasal dari keinginan luhur para pendirinya; Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Toni Sumampau, untuk menyelamatkan satwa liar. Bukan semata-mata ingin membuka tempat wisata dan menangguk untung.
Kami tak bisa memungkiri bila banyak pihak yang menilai bahwa TSI adalah tempat rekreasi bagi keluarga. Kami pun tak menolak anggapan ini. Sebab, TSI memang dibuat senyaman mungkin bagi tiap anggota keluarga. Alasannya sederhana, agar para keluarga ini bisa merasakan bahwa mendukung konservasi adalah sesuatu yang menyenangkan.

Percayalah, di balik wahana permainan dan area rekreasi yang menyenangkan, ada ratusan spesies satwa yang kami lindungi. Mereka diberi pakan yang layak, dengan perawatan yang sangat baik dari keeper dan dokter hewan berpengalaman.

Breeding, Mencegah Kepunahan
Ada pula program breeding atau pengembangbiakkan satwa. Ini dilakukan agar populasi satwa liar makin bertambah. Sebagai informasi, hampir semua satwa endemik Indonesia kian terancam keberadaannya. Mereka tersisih dari habitatnya sendiri, yang telah beralihfungsi menjadi perkebunan dan pemukiman warga. Belum lagi dengan adanya perburuan liar. Ambil saja contoh gajah Sumatera, harimau Sumatera, dan orangutan yang jumlahnya terus berkurang dari waktu ke waktu.

Kondisi tersebut menjadi salah satu motivasi bagi ketiga pendiri dalam membangun lembaga konservasi terbesar di Indonesia ini. Namun, tetap saja banyak serangan terhadap TSI, seperti animal abuse, pembiusan, memanfaatkan satwa demi keuntungan, dan lain-lain. Kami seolah-olah sudah terbiasa mendapatkan tuduhan-tuduhan negatif seperti itu.

Begini, dalam menjalankan fungsi konservasi satwa, kami mengakui butuh biaya yang tidaklah sedikit. Sebab, kami benar-benar memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan satwa. Oleh karena itu, segala macam kebutuhan dan perawatan satwa haruslah maksimal mungkin. Rumah sakit pun, kami bangun sendiri di masing-masing unit usaha TSI; Taman Safari Bogor, Taman Safari Prigen, Bali Safari & Marine Park, dan Batang Dolphins Center. Suasana di dalam TSI juga dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya di alam liar.

Training and Condition, Cara Merawat Satwa
Selama ini, apa yang diterapkan terhadap satwa pun sama sekali tidak menjurus kepada kekerasan. Kami menerapkan apa yang namanya training and conditioning dalam melatih satwa. Artinya, adalah dengan menerapkan kondisi tertentu agar si satwa terlatih. Inti dari pelatihan tersebut adalah dengan menghindari tindak kekerasan terhadap satwa.

Kami juga tidak berpikir bahwa satwa-satwa ini adalah objek penangguk untung. Tidak sama sekali! Kami justru berpikir bahwa dengan terlindungi di TSI, satwa-satwa liar ini bisa dicegah kepunahannya. Karena, proses pengembangbiakkan terus dilakukan. Keberadaan satwa-satwa tersebut di TSI juga untuk mengedukasi masyarakat. Supaya mereka tahu bahwa ada banyak jenis satwa endemik Indonesia dan dunia yang perlu diperhatikan.         

Hingga pada akhirnya, kami ingin anak cucu di masa mendatang masih bisa menyaksikan langsung betapa eksotisnya gajah Sumatera, dan ragam satwa lainnya. TSI Group sangat terbuka dengan saran dan kritik dari pihak-pihak luar. Dari waktu ke waktu, kami berusaha untuk memperbaiki diri, baik dari sisi perawatan satwa dan hiburan yang disuguhkan. Mohon bantu dan dukung kami untuk terus menjalankan program konservasi satwa-satwa liar, demi keberlangsungan ekosistem bumi yang kita tinggali.

Tanpa Anda semua, TSI tak akan bisa menyandang peran sebagai lembaga konservasi ex-situ terbesar dan terluas di Indonesia. Ayo dukung konservasi!

Salam Lestari!    
Top