Konservasi Primata Endemik Kepulauan Mentawai
By editor
IND  |  Fri - March 29, 2019 7:14 am  |  Article Hits:15076  |  A+ | a-
Simakobu, salah satu primata endemik di Mentawai
Simakobu, salah satu primata endemik di Mentawai
Primata di Indonesia begitu beragam. Bahkan, di kepulauan Mentawai saja ada 4 spesies primata yang eksotis; bilou atau siamang kerdil (hylobates klosii), simakobu atau monyet ekor babi (simias concolor), bokkoi atau beruk Mentawai (macaca pagensis), dan joja atau lutung Mentawai (presbytis potenziani).

Kepulauan yang terletak di Sumatera Barat ini memang terkenal dengan keindahannya. Ada puluhan pulau nan elok. Empat di antaranya merupakan pulau besar dan sering dijadikan destinasi wisata; Siberut, Sipora, Pagai Selatan, dan Pagai Utara. Di pulau Siberut terdapat Taman Nasional Siberut. Di sini tercatat ada 29 mamalia, sebanyak 21 di antaranya termasuk endemik.

Bilou merupakan primata paling terkenal di Mentawai. Primata yang biasa disebut siamang kerdil ini memiliki bulu-bulu yang jarang dan berwarna hitam gelap. Selain itu, terdapat selaput antara jari kedua dan ketiga.

Sedangkan joja atau lutung Mentawai memiliki rupa yang paling menawan di antara primata endemik Mentawai lainnya. Punggung hitam berkilat, bagian perut berwarna coklat tua, putih sekitar muka dan leher serta ekor yang panjang dan hitam seperti sutera.

Simakobu termasuk ke dalam keluarga bekantan. Namun, ada perbedaan mencolok antara simakobu dengan primata lainnya. Ekor simakobu pendek mirip dengan ekor babi. Wajar, jika sebutannya monyet ekor babi.

Bokkoi atau beruk Mentawai mirip dengan beruk yang ada di Kalimantan, Sumatera dan negara Asia Tenggara lainnya. Tapi, ia memiliki warna bulu yang lebih gelap dengan bagian pipi berwarna putih.

Berdasarkan beberapa penelitian populasi keempat primata ini cenderung menurun, akibat perburuan dari masyarakat setempat dan berkurangnya habitat hutan di kepulauan Mentawai. Taman Safari Indonesia (TSI) tak tinggal diam.

Pada periode Juli 2017 dan Maret-April 2018, TSI bekerjasama dengan Conservation Planning Specialists Group (CPSG), Institut Pertanian Bogor, Taman Nasional Siberut, dan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KKLH) melakukan survei di kepulauan Mentawai. Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat populasi dari keempat primata ini.

Berlanjut pada Oktober 2018, TSI beserta CPSG Indonesia dan organisasi lainnya mengadakan workshop tentang rencana konservasi empat primata endemik Mentawai. Rencana ini nantinya akan dijalankan untuk mencegah kepunahan primata yang terancam punah tersebut. (fjr)   
Top