Ketua MPR RI sekaligus Pembina Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) Bambang Soesatyo pun mengapresiasi keberhasilan konservasi Komodo Bali Safari Park. Beliau datang secara langsung untuk memberikan nama perwakilan 2 ekor anakan komodo.
“Saat ini kondisi semua anakan komodo dalam keadaan sehat dan aktif. Dua komodo yang ada saya beri nama Dirgha, seperti nama anak bungsu saya dan Alarik, seperti nama cucu sulung saya,” Ujar Bapak Bambang Soesatyo di Bali Safari Park (Dikutip dari Instagram).
“Dirgha artinya panjang (dalam ukuran ruang dan waktu), tinggi, luas dan dalam. Dirgha juga memiliki kemauan keras, bakat bisnis dan berwibawa. Selain itu, cermat dalam urusan kebersihan, dapat dipercaya dan gemar menolong. Sedangkan Alarik dalam Bahasa Sanskerta, artinya pemimpin dari semuanya. Alarik dalam Bahasa Skandinavia, artinya penguasa semuanya,” imbuhnya.
Anakan Komodo yang menetas di Bali Safari Park merupakan hasil perkawinan dari indukan bernama Putri dengan pejantan bernama Bambang. Sampai saat ini, 16 ekor anakan Komodo ini dirawat secara intensif oleh tim Dokter Hewan Bali Safari Park.
Asisten Kurator Bali Safari Park, Ida Ayu Ari Janiawati menambahkan, “Anakan Komodo ini rutin kami berikan pakan 2 kali seminggu. Saat awal menetas anakan diberikan telur, lalu setelah berumur lebih dari satu minggu mulai dikenalkan dengan daging seperti bayi tikus merah, kemudian bertahap ke daging yang ukurannya lebih besar sesuai dengan berat dan umur anakan komodo. Mereka juga rutin dijemur setiap hari agar suhu dan kelembaban tetap terjaga. Perawatan intensif ini kami lakukan sampai anakan berumur satu tahun.”
Keberhasilan ini menjadi bukti keseriusan Bali Safari Park sebagai lembaga konservasi terbaik di Bali. Dengan bertambahnya 16 ekor anakan Komodo, saat ini Bali Safari Park tercatat telah memiliki total 24 ekor Komodo.