Ketekunan seorang keeper (perawat satwa) badak putih di Taman Safari Bogor, Poniran (45 tahun), rupanya terbayar sudah. Seiring dengan kabar gembira kelahiran satu ekor badak putih (Ceratotherium simum) pada Senin (26/10) lalu.
Poniran yang telah bekerja untuk Taman Safari Bogor sejak tahun 1990 ini menjadi salah satu orang paling berbahagia. Sebab, tak hanya berkat ketekunannya merawat induk badak putih sehingga bisa melahirkan dengan sukses, tapi juga menjadi saksi saat proses kelahiran bayi satwa tersebut. Bayi badak putih ini terlahir normal pada hari Senin, 26 Oktober 2020 pukul 09.35 WIB. Ia merupakan anak dari indukan bernama Chuma, dan pejantan bernama Merdeka.
Bayi badak putih ini lahir dengan berat kurang lebih 50 kg dan tinggi 50 cm. Kita patut bergembira, karena kelahiran ini merupakan yang keempat di Taman Safari Indonesia (TSI) Group. Dengan kelahiran bayi badak putih berjenis kelamin betina tersebut, maka saat ini Taman Safari Bogor memiliki 5 ekor badak putih, yang terdiri dari 2 ekor jantan dan 3 ekor betina. Kelahiran satwa darat terbesar kedua setelah gajah di Lembaga Konservasi eks-situ ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Taman Safari Indonesia (TSI) Group.
“Kebanggaan ini bukan hanya milik keeper ataupun tim medis Taman Safari Bogor, tapi juga kebanggaan bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Karena badak putih termasuk satwa yang hampir terancam punah. Jadi, sudah menjadi tugas kita bersama untuk menjaga dan melestarikan spesies ini agar terhindar dari kepunahan,” jelas Jansen Manansang, Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group.
Saat ini, bayi badak putih yang diberi nama ‘Azsyifa’ oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya tersebut masih berada dalam pantauan yang cukup ketat oleh tim medis Taman Safari Bogor. Azsyifa masih menyusu ke induknya tiap 30 menit. Untuk menambah nutrisi, ia diberi pakan tambahan berupa kacang-kacangan, wortel, dedaunan, pisang serta rerumputan sebanyak 100 kg per-harinya. Pemantauan pun rutin dilakukan dengan melibatkan lebih dari 5 orang keeper (perawat satwa) yang melakukan penjagaan pada siang dan malam hari secara bergiliran.
Perawatan ekstra juga sudah dilakukan jauh sebelum Azsyifa dilahirkan, terutama saat induknya, Chuma melakukan perkawinan dengan Merdeka. Mereka mengalami masa perkawinan selama kurang lebih 1 minggu. Rata-rata, perkawinan tersebut berlangsung selama 30 menit. Perkawinannya sendiri berlangsung pada Juni 2019.
Lalu, dua bulan setelah masa kawin tersebut, barulah dilakukan pengamatan dengan menggunakan alat USG. Dari sinilah, diketahui bahwa Chuma positif hamil dan langsung mendapatkan perawatan ekstra dan tambahan pakan untuk menunjang kehamilannya.
Soal nama Azsyifa, diberikan oleh Siti Nurbaya pada penghujung tahun 2020. Kehadiran Azsyifa menjadi istimewa, karena menjadi badak putih ke-7 yang lahir di Taman Safari Indonesia (TSI) Group selama 75 tahun Indonesia merdeka. Selain itu, ia juga menjadi kabar yang cukup menggembirakan di tengah pandemi Covid-19 yang tengah melanda Indonesia.
“Semoga dengan kabar gembira ini, akan menjadi penyemangat bagi segala lapisan masyarakat untuk bisa bangkit menghadapi tahun 2021 yang lebih cerah, serta bisa berkunjung #timetosafari untuk menyapa Azsyifa yang lucu dan menggemaskan di Taman Safari Bogor,” ujar Emeraldo Parengkuan, General Manager Taman Safari Bogor.
Kelahiran Azsyifa juga menjadi salah satu bukti kesuksesan Taman Safari Indonesia (TSI) Group dalam menjalankan perannya sebagai Lembaga Konservasi. “Di tengah pandemi Covid-19, Taman Safari Indonesia Group tetap membuktikan komitmennya dalam konservasi satwa. Azsyifa adalah salah satu buktinya. Ke depannya, kami akan tetap terus konsisten dalam menjalankan konservasi satwa-satwa yang terancam punah. Jadi, tetap dukung kami di tahun yang baru ini dan tahun-tahun mendatang,” tutur Daniel Thian, Head of Digital Marketing Taman Safari Indonesia Group.