Pada Sabtu (24/10), Bali Safari Park mendapatkan kehormatan dengan kedatangan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Alue Dohong. Kedatangannya dalam rangka kunjungan kerja sekaligus memberi nama bayi buaya senyulong yang baru lahir di Bali Safari Park.
Bali Safari Park merupakan salah satu agenda di hari ke-3 kunjungan kerja Wamen LHK di Provinsi Bali, setelah sebelumnya meninjau ke beberapa lokasi; Masyarakat Pecinta Lingkungan di Segara, Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mangrove dan penanaman mangrove, pelepasliaran Curik Bali di Baluran, dan beberapa kegiatan lainnya.
Kedatangan Wakil Menteri LHK dan rombongan disambut oleh Direktur sekaligus pemilik Taman Safari Indonesia (TSI) Group, Jansen Manansang dan Willem Manansang, Deputy Director TSI Group. Alue Dohong dan rombongan lantas meninjau penerapan protokol kesehatan Covid-19 di Bali Safari Park. Mereka juga meninjau kegiatan konservasi buaya senyulong.
Sebagai informasi, buaya senyulong atau Tomistoma schlegelii merupakan keluarga buaya air tawar yang tersebar di Indonesia, Brunei dan Malaysia. buaya senyulong ini dikategorikan rentan atau vulnerable dalam daftar merah IUCN karena populasinya kurang dari 2.500 individu dewasa dan secara global terus menyusut.
Bali Safari Park sendiri telah berhasil melakukan proses pengembangbiakkan (breeding) dengan menghasilkan 24 telur buaya senyulong. Segenap tim medis dan perawat satwa pun merawat dan menjaga telur-telur tersebut. Setelah kurang lebih 100 hari menunggu, tepatnya di bulan Januari 2020 lalu menetaslah 22 telur dengan sempurna. Salah satunya adalah bayi senyulong yang menetas pada 17 Januari 2020. Bayi inilah yang spesial diberi nama oleh Wakil Menteri LHK, Alue Dohong.
Nama yang diberikan oleh Alue Dohong adalah Aldo. "Karena nama saya dan nama anak saya juga Aldo. Kami senang sekali mendengar prestasi Bali Safari yang berhasil mengembangbiakkan buaya Senyulong ini," ujar Alue Dohong, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Pemberian nama tersebut disambut baik oleh pihak Bali Safari Park. “Kami merasa terhormat dengan kesediaan Bapak Alue Dohong selaku Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia yang memberi nama bagi bayi Senyulong. Ini adalah penghargaan tak ternilai bagi kegiatan konservasi yang telah dilakukan oleh seluruh unit TSI Group, termasuk Bali Safari Park. Kami akan terus menyelamatkan satwa-satwa langka dan terancam punah,” tutur Jansen Manansang, Direktur Taman Safari Indonesia Group.
Dengan kehadiran bayi senyulong ini, maka deretan keberhasilan pengembangbiakan satwa langka di Bali Safari Park makin bertambah. Hal tersebut membuktikan keseriusan Bali Safari Park dalam bidang konservasi satwa.
“Sejak berdiri, kami memang concern dalam hal konservasi satwa, terutama satwa-satwa endemik Indonesia yang terancam punah. Anakan satwa-satwa ini akan terus kami jaga dan rawat dengan baik hingga nanti bisa berkembangbiak kembali. Tapi ini semua tak bisa kami lakukan sendiri tanpa bantuan masyarakat yang mendukung dan berkunjung ke Bali Safari Park,” jelas Willem Manansang, Deputy Director Taman Safari Indonesia Group.
Perawatan anakan buaya senyulong dilakukan dengan cara menempatkan masing-masing anakan dalam satu kotak besar, yang dilengkapi dengan lampu penghangat serta UV-B. Suhu di dalam kotak tersebut dipertahankan 28- 33 derajat Celsius.
Menurut drh. Kadek, dokter hewan di Bali Safari Park, pencatatan suhu dilakukan 4 kali sehari oleh perawat satwa (keeper). Setiap hari, anakan senyulong ini diberi pakan potongan ikan nila, lele, dan jangkrik. Kesehatannya pun diawasi dengan ketat oleh tim medis Bali Safari Park. Sebab, anakan satwa sangat rentan terhadap penyakit.
Senyulong hanya satu dari ratusan spesies satwa penghuni Bali Safari Park. Mereka ditampung dan dirawat dengan baik demi keberlangsungan di masa mendatang. Jadi, jangan ragu untuk terus mendukung konservasi satwa di Bali Safari Park dengan #timetosafari.
“Tak perlu takut untuk berkunjung ke Bali Safari Park saat pandemi. Karena kami telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan sangat ketat, sesuai aturan dari Pemerintah. Selama tetap mematuhi pemakaian masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, liburan di Bali Safari Park akan tetap aman dan nyaman. Inilah waktunya untuk #timetosafari,” ucap Thomas Colbert, General Manager Bali Safari Park. (fjr/tsi)