Bimo, Si Harimau Penyintas di Taman Safari Bogor
By editor
IND  |  Mon - August 3, 2020 7:13 am  |  Article Hits:13497  |  A+ | a-
Jika Anda dan keluarga berkesempatan untuk berlibur ke Taman Safari Bogor, cobalah untuk melihat langsung Bimo si Harimau Sumatera. Dari kisah Bimo, Anda akan belajar banyak tentang aksi penyelamatan satwa endemik Indonesia dan perjuangan hidupnya.

Mari kita putar waktu kembali menuju 2 Februari 2012. Kala itu, Taman Safari Bogor mengirimkan Tim Penyelamat Harimau ke pedalaman Riau. Aksi penyelamatan harimau ini dikerahkan setelah adanya informasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia. Tim ‘Tiger Rescue’ beranggotakan drh Bongot, Ismanto (paramedis), dan Arsyad Jamaludin (keeper/perawat satwa). Ketiga petugas dari Taman Safari Bogor tersebut harus menempuh 4 jam perjalanan dari pusat kota menuju lokasi rehabilitasi.

Setibanya di lokasi, tim yang dipimpin oleh drh Bongot ini akhirnya bisa melihat langsung kondisi fisik Harimau Sumatera jantan yang diperkirakan berusia 4 tahun itu. Setelah diperiksa, ternyata Harimau Sumatera yang lantas diberi nama Bimo tersebut, memiliki luka pada kuku kakinya. Akibatnya, terjadilah infeksi pada kaki Bimo.

Tak hanya itu, kondisi tubuh Bimo juga cukup memperihatinkan. Saat ditemukan pertama kali, bulu tubuh Bimo tampak basah terkena minyak, dan tak berdaya. Yang bisa dilakukan Bimo hanyalah berbaring tak bertenaga, dengan infeksi luka di kakinya.

Tanpa membuang waktu lagi, tim penyelamat langsung melakukan pertolongan pertama pada Bimo. Dengan obat-obatan dan peralatan medis yang cukup terbatas, akhirnya Bimo mendapatkan perawatan. Tiga hari kemudian, kondisinya memperlihatkan perkembangan yang cukup baik. Ia sudah mulai mengaum, meski tak bisa duduk dengan sempurna. Akhirnya drh Bongot dan timnya memutuskan untuk membawa Bimo ke rumah sakit hewan di Taman Safari Bogor, untuk mendapatkan pemeriksaan medis lanjutan.

Bimo dirawat secara intensif dan pakan yang baik selama di Taman Safari Bogor. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan medis lanjutan, Bimo ternyata memiliki masalah reproduksi Oligopermia, yakni kondisi jumlah sperma yang sedikit di organ reproduksinya. Berkat perawatan dan penanganan intensif pula, masalah reproduksi Bimo bisa diatasi dengan baik.

Saat ini, Bimo sudah pulih kembali dan masih dirawat dengan baik di Taman Safari Bogor. Ia kini telah berkontribusi dalam pelestarian genetik Harimau Sumatera melalui program Sumatran Tiger Captive Breeding and Genome Resource Bank yang dilakukan di Taman Safari Bogor.

Kabar gembiranya selama 8 tahun di Taman Safari Bogor, Bimo sudah memiliki 3 ekor anakan dari perkawinan dengan betina bernama Cut Nyak, yakni Praja (lahir tahun 2014), Binsar, dan Bulan (lahir tahun 2015). Lahirnya anakan tersebut membuat Bimo berperan penting dalam menambah populasi Harimau Sumatera yang kian mengkhawatirkan.

Aksi penyelamatan Harimau Sumatera ini turut membuktikan peran serta Taman Safari Bogor sebagai Lembaga Konservasi, yang bertugas menyelamatkan satwa-satwa hampir punah. Ke depannya, kegiatan penyelamatan dan konservasi satwa masih akan terus dilakukan, demi anak cucu kita. Supaya anak cucu kita masih dapat menyaksikan keberagaman satwa endemik Indonesia dan dunia. (fjr/tsi)          
COMMENTS (0)
CAPTCHA Image
Play CAPTCHA Audio
Refresh Image
Please, type the capital of United Kingdom below to prove you are not a spambot?
*
* - Required fields
Top